Perhitungan Pajak Bukan Pegawai Berkesinambungan / Tidak Berkesinambungan
Bukan Pegawai adalah orang pribadi selain Pegawai Tetap dan Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas yang memperoleh penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun dari Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 sebagai imbalan jasa yang dilakukan berdasarkan perintah atau permintaan dari pemberi penghasilan. Secara pelaporan Bukan Pegawai dibedakan menjadi:
- Bukan Pegawai yang Menerima Imbalan yang Bersifat Berkesinambungan (Kode Objek Pajak: 21-100-08)
- Bukan Pegawai yang Menerima Imbalan yang Tidak Bersifat Berkesinambungan (Kode Objek Pajak: 21-100-09)
Perhitungan Bukan Pegawai bisa saja mendapatkan pengurangan PTKP dengan beberapa syarat yang harus terpenuhi, yaitu:
- Memiliki NPWP
- Memiliki satu pemberi kerja
- Penghasilan berkesinambungan
- Berkesinambungan artinya imbalan kepada Bukan Pegawai yang dibayar atau terutang lebih dari satu kali dalam satu tahun kalender sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan
- Tidak berkesinambungan artinya imbalan kepada Bukan Pegawai yang dibayar atau terutang hanya satu kali dalam satu tahun kalender sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan
Agar bisa mendapatkan pengurangan PTKP, ketiga syarat di atas harus terpenuhi. Jika ada satu saja syarat yang tidak terpenuhi, perhitungan pajaknya tidak boleh dikurangi PTKP. Berikut tabel yang menggambarkan ketiga syarat di atas dengan pengurangan PTKP.
Pada dasarnya terdapat tiga skenario perhitungan Bukan Pegawai
- Bukan Pegawai Berkesinambungan dikurangi PTKP, dihitung secara kumulatif dengan rumus ((50% x Penghasilan bruto) - PTKP sebulan) x Tarif Pajak
- Bukan Pegawai Berkesinambungan tidak dikurangi PTKP, dihitung secara kumulatif dengan rumus (50% x Penghasilan bruto) x Tarif Pajak
- Bukan Pegawai Tidak Berkesinambungan, dihitung tidak kumulatif dengan rumus (50% x Penghasilan bruto) x Tarif Pajak
Berikut adalah contoh kasusnya:
Contoh kasus 1:
Ety Rahmawati adalah seorang petugas dinas luar asuransi dari PT Qolbu Jaya dengan memiliki NPWP dan hanya memiliki satu pemberi kerja. Pada tahun 2020, penghasilan yang diterima oleh Ety Rahmawati sebagai petugas dinas luar asuransi dari PT Tabaru Life adalah sebagai berikut:
Penghitungan PPh Pasal 21 untuk bulan Januari sampai dengan Desember 2020 adalah:
Contoh kasus 2:
Ety Rahmawati adalah seorang petugas dinas luar asuransi dari PT Qolbu Jaya yang tidak memiliki NPWP dan hanya memiliki satu pemberi kerja. Pada tahun 2020, penghasilan yang diterima oleh Ety Rahmawati sebagai petugas dinas luar asuransi dari PT Tabaru Life adalah sebagai berikut:
Penghitungan PPh Pasal 21 untuk bulan Januari sampai dengan Desember 2020 adalah:
Contoh kasus 3:
Nashrun Berlianto melakukan jasa perbaikan komputer kepada PT Cahaya Kurnia dengan fee sebesar Rp 5.000.000
Perhitungan Pajak Atas Penghasilan
PKP = 50% x Penghasilan Bruto
50% x Rp 5.000.000 = Rp 2.500.000
PPh 21 Sebulan = PKP x Tarif Pajak
Rp 2.500.000 x 5% = Rp 125.000